post image
Personel keamanan berdiri di samping puing-puing pesawat di lokasi kecelakaan pesawat Pakistan International Airlines yang jatuh di daerah perumahan di Karachi pada Mei lalu/AFP
KOMENTAR

Pilot-pilot yang bertugas dalam penerbangan pesawat Pakistan International Airlines (PIA) yang jatuh bulan lalu asyik terlibat pembicaraan soal virus corona sesaat sebelum kecelakaan.

Begitu bunyi laporan pendahuluan yang dibuat otoritas Pakistan pasca penyelidikan awal kecelakaan yang terjadi 22 Mei lalu tersebut.

Dalam laporan itu terungkap kondisi pesawat di menit-menit terakhir sebelum jatuh.

Para penyelidik mendapati pesawat berada di ketinggian yang tidak wajar, yakni dua kali lipat lebih, ketika hendak mendekati landasan pacu.

Pengatur lalu lintas udara telah memperingatkan para pilot soal hal tersebut dan menyarankan agar para pilot berputar agar bisa turun secara bertahap.

Namun, alih-alih berputar sesuai saran pengatur lalu lintas udara, pilot justru tetap mencoba mendarat dengan kondisi roda pesawat masih dinaikan.

Akibatnya, pesawat mendarat di landasan pacu tanpa menurunkan roda pendaratan.

Kontrol lalu lintas udara melihat mesin pesawat Airbus A320 itu mengikis landasan dengan semburan bunga api, namun tidak memberi tahu kokpit.

Insiden itu menyebabkan mesin pesawat rusak parah. Namun pilot berusaha untuk kembali terbang dan mencoba pendaratan kedua.

Sayangnya, mesin sudah terlanjur rusak dan menyebabkan pesawat gagal untuk melakukan pendaratan dan jatuh di pemukiman warga.

Akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 98 orang meninggal dunia.

Menteri penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan mengatakan kepada parlemen pada Rabu (24/6) bahwa para pilot yang bertugas dalam penerbangan itu tengah membahas soal virus corona ketika mereka mencoba untuk mendarat dan melepaskan autopilot pesawat itu.

"Pilot dan co-pilot tidak fokus dan sepanjang mereka berbicara tentang corona. (Virus corona) itu ada di pikiran mereka. Keluarga mereka terpengaruh dan mereka berdiskusi tentang hal itu," kata Khan.

"Sayangnya pilotnya terlalu percaya diri," tambahnya, seperti dikabarkan The Guardian.

Tim investigasi yang terlibat dalam penyelidikan kecelakaan itu juga mencakup pejabat dari pemerintah Perancis dan industri penerbangan. Mereka menganalisis data kokpit dan perekam suara.

Temuan itu membuat otoritas setempat menyoroti soal masalah lisensi pilot.

Khan menunjuk tinjauan yang meresahkan soal kredensial pilot. Dia mengatakan, penyelidikan tahun lalu menemukan bahwa 262 dari 860 pilot aktif Pakistan memiliki lisensi palsu. Para oknum pilot tersebut membayar "joki" agar bisa lulus ujian.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews